Ibu Hamil dan Obat

Tidak ada orang yang ndak pernah sakit, PASTI. Semua manusia pernah merasakan sakit, baik itu hanya penyakit ringan maupun berat, beda-beda tergantung immun tubuhnya. Mungkin kebanyakan manusia saat ini sakit ringan ajah udah beli obat dan mengkonsumsinya karena terkadang proses penyembuhannya lebih instant dan ndak ngerepotin. Kalau disaat-saat urgent mungkin dimaklumi, tapi seharusnya hal tersebut tidak bisa dibiasakan(baca: #NoteToMyself as well), apalagi untuk wanita, saat hamil akan mengerti dan menahan dampak yang terjadi akibat terlalu bergantung pada obat.

Flashback, dulu berlatangbelakang anak asrama dan anak kos yang merantau jauh dari orang tua, hal yang aku paparkan diatas udah ndak jauh dari kehidupanku. Bahkan waktu dikostan dulu saat merantau di Jakarta, aku punya kotak obat khusus, tempat persediaan obat-obat ku jika tiba-tiba diserang si virus penyakit ringan, walau cuma demam, sakit kepala, flu, migren atau sakit ndak jelas yang buat ndak bisa tidur. Semua lengkap, dengan label “JAGA-JAGA kalau sakit”, padahal seharusnya semua obat-obatan itu ada kalau memang penyakitnya udah datang ndak ndak sembuh juga dengan istirahat atau cara alternatif lainya(baca: don’t try this at home).

Salah satu obat favorit ku dulu adalah painkiller dengan merk P*nstan, sangat-sangat membantu kalau migren dasyat yang menyerang saat gigi graham kambuh, dan mungkin bisa dibilang dalam periode hampir 1 tahun mungkin ntah udah berapa butir pil itu aku makan sampai akhirnya gigi ‘dasyat’ yang menyebabkan aku menderita itu dibuang jauh-jauh dan aku pun sudah tidak pernah lagi menyentuhkan, apalagi membuat stok dirumah :D.

Nah, bagaimana hubungannya obat tersebut dengan ibu hamil?

Ternyata dari awal kontrol dengan dokter kandungan ku, sudah diingetkan kalau aku ndak boleh sembarangan konsumsi obat saat hamil, kecuali vitamin dari dokter kandungan ku atau atas rekomendasinya, karena hal tersebut bisa mempengaruhi pertumbuhan janin dan calon bayi didalam kandungan si ibu. Padahal ibu hamil juga manusia biasa yang bisa diserang ama virus penyakit, seperti aku akibat kelelahan demam, batuk, flu, sakit kepala, gatal tenggorokan, maag, mual dan muntah sudah beberapa kali berkunjung, yang dulu biasanya tinggal ambil stok obat dari kotak obat, seperti ceritaku diatas, ternyata disaat hamil ndak bisa lirik apalagi ambil ntuh obat, so..? what should I do then?

Pemberian obat kepada wanita hamil harus dengan pertimbangan yang matang dan ilmiah, mengingat sangat mungkin obat-obat itu melewati sawar ari-ari (placental barrier) lalu memasuki tubuh janin. Biotransformasi (yakni perubahan kimiawi yang kemudian menyebabkan obat itu dapat berkhasiat) dapat terjadi di ari-ari/plasenta, di mana hal tersebut bisa bersifat protektif (menguntungkan), namun bisa pula menghasilkan suatu substrat yang bersifat teratogenik ataupun dismorfogenik (kedua terminologi tersebut digunakan untuk sifat suatu obat/bahan yang “merusak” fetus atau janin).

Akhirnya saat ndak bisa menghindar dari virus-virus penyakit itu, aku mulai melakukan pencarian informasi sebanyak-banyaknya tentang cara alternatif untuk membuangnya, baik itu dari googling atau bertanya kepada orang yang sudah berpengalaman atau dokter kandungan ku(baca: walaupun sampai saat ini, dimana usia kandungan sudah masuk ke bulan ke-7, belum menemukan obat alternatif yang sangat manjur saat sakit kepala, karena akhirnya mengkonsumsi panad*l biru dan pengaruhnya pun ndak besar, tapi paling ndak mengurangi sedikit rasa sakit(baca: atas sepengetahuan dokter kandungan ku juga tentunya).

Masa hamil muda adalah saat mulai terbentuknya pelbagai organ tubuh (sering disebut periode organogenesis). Bahkan, dikatakan bahwa sejak dua minggu setelah implantasi hasil konsepsi, pembentukan dan perkembangan pelbagai organ juga telah berlangsung. Karena itu, masuk akal kalau banyak mitos yang bercampur fakta ilmiah seputar hamil muda ini, mengingat kaitannya yang erat sekali dengan cacat maupun kelainan pada janin. Suatu bahan atau obat dapat menimbulkan cacat fungsional atau struktural (pada janin dalam rahim).

So…alternatif apakah yang aku lakukan saat si virus terlanjur masuk ketubuh ku?

– DEMAM

Kalau yang 1 ini sebenernya pengkategoriannya bukan sakit ya, tapi memang immun tubuh yang sedang lemah, dan si virus kebetulan lewat dan singgah. Jadi dengan minum air hangat sebanyak-banyaknya, saat tidur bungkus leher dengan syal, matiin AC dan kipas angin saat itu, dipastikan esoknya enakan dan demam turun. Oh ya 1 lagi obat mujarab untuk ku yaitu bandrek disaat masih panas diglek..glek..glek..ampe habis, setelahnya pasti keringetan dan demam pun turun.

– BATUK

Saat si batuk menyerang, aku bakal rajin buat air jeruk nipis yang diperas dicampur dengan kecap. Cara jadul bgt kan, tapi berhasiat walau ndak instant, jadi harus rutin ngelakuinnya dan pastikan setelah diminum jangan langsung minum air putih, agar bereaksi. Jika 1 hari 2x dilakukan, selama 3 atau 4 hari si batuk hilang. Selain itu rajin minum air hangat,  dan sangat dihindari air dingin atau air es karena akan memperlambat proses penyembuhan. Terlebih saat bangun tidur, usahakan minum air hangat 1 gelas dan paksakan, karena saat mual maka semua kotoran yang ada ditenggorokan bisa dibuang, seperti membersihkan tenggorokan dan buat lega.

– FLU

Ini dilakukan ndak hanya aku yang  hamil, untuk hubbie dan anak kami nantinya juga bakal ngelakuin ini, karena bener-bener ampuh, apalagi kalau bukan TERAPI UAP. Apa itu terapi uap? masak air sampai mendidih kemudian tetesin minyak kayu putih secukupnya. Maksudnya secukupnya adalah sampai aroma minyak kayu putih bener2 tercium menyengat, letakkan ditempat aman dikamar tidur, sebaiknya depan dengan kepala, kemudian matikan AC atau kipas angin, pastinya aroma kamar dipenuhi dengan aroma minyak kayu putih dengan air panas itu. Hanya 2 malam flu bener-benar hilang.

– MUAL dan MUNTAH

Berhubung sangat berpengalaman akan hal ini, dan walaupun awal2nya masih minta bantuan dokter untuk menghandlenya, jadi sempat juga mengkonsumsi beberapa obat-obat rekomendasi dokter untuk menghandle-nya, tapi akhirnya tetap ke cara manual yaitu air jahe. Potong jahe secukupnya dan tidak diiris biasanya aku sepanjang jari jempol kemudian celupkan ke air minum, saat mual atau muntah langsung minum air jahe itu, dengan mencium aromanya pasti rasa mual dan pengen muntah itu hilang.

Sebagai ibu hamil yang amatiran alias baru pertama kalinya hamil, jadi masih sebatas ntuh sich pengetahuan ku, cuma semoga bermanfaat buat ibu-ibu yang juga sedang hamil dan secara ndak sengaja singgah diblog ini. Semoga virus penyakit itu jauh-jauh dari kita ya, Stay Healthy Moms to be. God Bless.

11 Replies to “Ibu Hamil dan Obat”

  1. Jadi inget waktu aku hamil muda, pernah demam tinggi dan batuk keras sekali…terpaksa bertahan tanpa obat kecuali vitamin dari dokter. Puji Tuhan sih, walo agak lama, tapi akhirnya sembuh juga dan Raja di perut baik2 aja 😀

    Moga sehat selalu ya dek 🙂

    Like

  2. Kalau aku, udah sejak lama dilarang minum obat sembarangan sama dokter, jadi kl bukan karna udah ‘mau pingsan’, ga mau minum obat 😀 Cara terbaik untuk menghilangkan sakit kepala versiku adalah minum susu coklat hangat, trus merem-merem dikit, sembuh deh.. hahahaha… kalau demam aku minum sop kambing *berhubung dijakarta susah nyari bandrek 😀 *, tapi kalau batuk aku minum es…wkwkwkw… :p

    Like

  3. Kalo pusing obat alaminya kafein. Bisa dapet dari teh, atau coklat aja kali ya yang enak untuk ibu hamil. Kalo kopi ndak dianjurkan. Trus tidur deh …
    Kalo demem, kompres sebadan… Alias berendem air hangat yang setemperatur sama suhu demam.

    Like

    1. Kalau teh kadang ndak ngaruh mba, tapi klo kopi karna emang ndak disarankan juga ama dokter jadi ndak kepikiran, tapi klo emang ntar kena sakit kepala, boleh dicoba dengan kafeinnya kopi :).

      Like

Leave a comment